FOTOGRAFI
Disusun Oleh :
MUSTOFA
Kelas : Multimedia
TP.
2013/2014
SMK NEGERI 1 GADINGREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU
DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, DAN PARIWISATA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK N 1
GADINGREJO)
1 ``PENGENALAN FOTOGRAFI
a Definisi
fotografi
Fotografi berasal dari kata yunani yaitu Photography
yang berasal dari kata “ phos “ dan “graphein” yg berarti “menulis dgn
cahaya,atau membuat gambar dengan alat optis dan sinar”. Secara teknis gambar
diterima oleh film yaitu (bahan peka cahaya) yang menghasilkan gambar negatif,
selanjutnya ditransfer ke kertas foto untuk menghasilkan gambar positif.
Fotografi juga merupakan seni. Pada dasarnya ada dua aliran utama dalam
fotografi, aliran tersebut dibedakan pada lokasi pengambilan
gambar. Indoor photography yaitu mengambil gambar didalam ruangan, seperti
yang telah dijelaskan dalam posting sebelumnya yang menjelaskan arti dari
fotografi itu sendiri yang mempunyai arti melukis dengan cahaya maka dalam
indoor photography diperlukan alat tambahan yang berfungsi sebagai sumber
cahaya buatan yang dibutuhkan oleh kamera seperti lampu studio atau pun flash
(blitz). Sedangkan foto outdoor yaitu pengambilan gambar yang dilakukan di luar
ruangan dengan memanfaatkan cahaya alami dari sinar matahari atau lainnya. foto
outdoor juga dapat dibantu dengan tambahan flash untuk memperjelas detail fokus
kamera terhadap objek foto.
b Sejarah
fotografi
SEJARAH FOTOGRAFI Sejarah
fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography
karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991,
disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti
sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat
lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan
pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang
pertama yang menyadari fenomena camera obscura. Beberapa abad kemudian, banyak
orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu
Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al
Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta
mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558,
seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada
sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).
Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan
oleh Johannes Keppler pada tahun 1611: “By the great Johannes Keppler has
designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a
name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for
the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside
onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera
portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat
tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam
tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa,
yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas). Dalam
sejarah fotografi Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia
bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya,
warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi
berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan
dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh
cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui
sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta
tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada
pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.
Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas
Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera
obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang
hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat
mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat
gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya
matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.
Dalam Sejarah fotografi mencatat Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy
melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama
dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah
berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa. Akhirnya, pada
tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce
(1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya,
melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph)
di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang
agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia
pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa.
c Jenis-jenis fotografi
Foto still life :
Merekam gambar benda mati sehari2
secara artistik dengan mengunakan cahaya pembantu etc, termasuk makro (benda2
kecil).
2.
Potrait Photograph :
Potret fotografi atau potret adalah
penangkapan dengan cara fotografi serupa dengan seseorang atau sekelompok kecil
orang (potret kelompok), di mana ekspresi wajah dan dominan. Tujuannya adalah
untuk menampilkan rupa, kepribadian, dan bahkan mood subjek. Seperti jenis lain
potret, fokus foto adalah wajah seseorang, meskipun seluruh tubuh dan latar
belakang dapat dimasukkan. Sebuah potret umumnya tidak snapshot, tapi gambar
yang terdiri dari orang dalam posisi masih.
3.
Foto comercial advertising
:
Foto diambil untuk keperluan
promosi, biasanya di bikin menarik dengan bantuan editing dan computer
graphics.
4.
Foto Abstrak :
Aliran abstrak dalam fotografi
sebenarnya bisa disebut sebagai aliran para pemuja komposisi. Dengan demikian,
seorang fotografer yang akan membuat foto abstrak akan mengisi kanvasnya dengan
sebuah komposisi yang dilihatnya di alam. Dari sebuah realitas tiga dimensi
yang ada, bisa tercipta jumlah tak terhingga komposisi foto abstrak ini.
5.
Wedding Photography
Tipe ini merupakan salah satu yang
paling popular karena setiap orang pasti ingin memiliki foto yang bagus pada
momen penting mereka. Tipe ini membutuhkan fotografer yang berpengalaman karena
dibutuhkan keahlian untuk menangkap momen-momen penting. Biasanya dibutuhkan
lebih dari ratusan foto, baik berupa foto warna, BW (black and
white), dan sepia.
6.
Fashion Photography
Fotografi Fashion adalah genre
fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang fashion
lainnya. Fotografi fashion yang paling sering dilakukan untuk iklan atau
majalah fashion seperti Vogue, Vanity Fair, atau Allure. Seiring waktu,
fotografi fashion telah mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan mode
diperkuat dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris.
7.
Food Photography
Biasanya digunakan untuk membuat
kemasan suatu produk atau iklan. Hanya saja dibutuhkan keterampilan dan
peralatan yang berkualitas baik untuk menangkap esensi dari makanan yang
dijadikan sebagai objek foto.
8.
Fine Art Photography
Fotografi tipe ini bertujuan untuk
menangkap visi dari suatu karya seni. Biasanya tipe ini banyak ditemukan pada
pameran dan museum.
9.
Landscape Photography
Tipe ini merupakan kumpulan foto dari
berbagai tempat yang biasanya digunakan pada kalender, kartu pos, dan
memorabilia.
10. Wildlife Photography
Jenis fotografi ini bertujuan untuk
mengambil foto dari beberapa hewan yang menarik ketika mereka sedang melakukan
aktifitas seperti makan, terbang atau berkelahi. Biasanya foto diambil dengan
menggunakan lensa telephoto yang panjang dari kejauhan.
11. Street Photography
Street Photography atau fotografi
jalanan adalah aliran fotografi yang menarik. Sedikit berbeda dengan
fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks. Street
photography bertujuan untuk merekam kegiatan sehari-hari. Foto biasanya diambil
dari jarak dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada dari jarak
jauh.Gaya street photografi dan fotojurnalisme sering dipadukan dalam meliput
acara seperti pernikahan. Contoh legenda street photographer adalah Henri
Cartier-Bresson.
12. Underwater Photography
Underwater photography yang dalam
bahasa Indonesia berarti fotografi bawah air bertujuan untukmendapatkan
kehidupan bawah laut ke permukaan. Banyak orang yang tertarik tentang apa yang
terjadi di bawah air dan fakta-fakta yang melingkupinya. Ada 2 aliran fotografi
underwater secara umum, yaitu Macro Photographer dan Wide Angle photographer.
Macro photographer adalah mereka para peminat objek – objek kecil dari jenis
ikan, kuda laut, nudibranch (siput), udang, kepiting, dll. Sedangkan Wide angle
photography lebih memfocuskan diri untuk mengambil gambar sudut lebar terutama
pemandangan bawah air. Kedua aliran tersebut membutuhkan spesifikasi peralatan
yang berbeda.
13. Infra Red Photography
Dalam fotografi inframerah, film
atau sensor gambar yang digunakan adalah sensitif terhadap cahaya inframerah.
Bagian dari spektrum yang digunakan adalah disebut sebagai near-infrared untuk
membedakannya dari jauh-inframerah, yang merupakan domain thermal imaging.
Panjang gelombang yang digunakan untuk rentang fotografi dari sekitar 700 nm ke
sekitar 900 nm. Biasanya suatu “filter inframerah” digunakan, ini memungkinkan
inframerah (IR) lulus cahaya melalui ke kamera, tapi blok semua atau sebagian
besar spektrum cahaya tampak (filter sehingga tampak merah hitam atau
mendalam).
Bila penyaring ini digunakan bersama dengan film infra merah-sensitif atau sensor, sangat menarik “efek in-kamera” dapat diperoleh; palsu-warna atau hitam-putih gambar dengan penampilan mimpi atau kadang-kadang seram, dikenal sebagai efek Kayu “, “efek terutama disebabkan oleh dedaunan (seperti daun pohon dan rumput) sangat mencerminkan dalam terang cara yang sama tampak tercermin dari salju [1] Ada sebuah kontribusi yang kecil dari fluoresensi klorofil,. tapi ini marginal dan bukan penyebab sesungguhnya dari kecerahan terlihat dalam foto inframerah.
Bila penyaring ini digunakan bersama dengan film infra merah-sensitif atau sensor, sangat menarik “efek in-kamera” dapat diperoleh; palsu-warna atau hitam-putih gambar dengan penampilan mimpi atau kadang-kadang seram, dikenal sebagai efek Kayu “, “efek terutama disebabkan oleh dedaunan (seperti daun pohon dan rumput) sangat mencerminkan dalam terang cara yang sama tampak tercermin dari salju [1] Ada sebuah kontribusi yang kecil dari fluoresensi klorofil,. tapi ini marginal dan bukan penyebab sesungguhnya dari kecerahan terlihat dalam foto inframerah.
14. Macro Photography
Fotografi makro adalah fotografi
close-up. Definisi klasik adalah bahwa gambar yang diproyeksikan pada “film
pesawat” (yaitu, film atau sensor digital) dekat dengan ukuran yang sama
sebagai subyek. Lensa dirancang untuk makro biasanya di paling tajam mereka di
jarak fokus makro dan tidak cukup sebagai tajam pada jarak fokus yang lain.
1.
JENIS-JENIS
KAMERA
1. Kamera
Pocket
Kamera pocket disebut juga kamera saku, karena bentuknya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana serta sangat praktis dan mudah menggunakannya karena tidak perlu menyetel apa-apa dan yang penting adalah fotonya pasti jadi karena semuanya sudah diatur oleh kamera. Jadi dalam hal ini sang fotografer nggak perlu ikut campur masalah teknis kamera, pokoknya bidik dan jepret (point and shoot). Namun pada saat ini kamera pocket telah cukup berkembang dengan berbagai macam fasilitas seperti lensa zoom.
Kamera pocket disebut juga kamera saku, karena bentuknya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana serta sangat praktis dan mudah menggunakannya karena tidak perlu menyetel apa-apa dan yang penting adalah fotonya pasti jadi karena semuanya sudah diatur oleh kamera. Jadi dalam hal ini sang fotografer nggak perlu ikut campur masalah teknis kamera, pokoknya bidik dan jepret (point and shoot). Namun pada saat ini kamera pocket telah cukup berkembang dengan berbagai macam fasilitas seperti lensa zoom.
2. Kamera
SLR
Kamera SLR (Single Lens Reflex atau Cermin Lensa Tunggal), disebut SLR karena cara kerja kamera ini karena pembidikannya dipantulkan melalui prisma dan cermin lalu diteruskan pada lensa utama sehingga tidak terjadi efek paralax (perbedaan bidikan dan hasil gambar yang ditangkap kamera) seperti yang terjadi pada kamera jenis range finder. Dengan kamera jenis ini, fotografer harus menentukan kecepatan shutter speed (Kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma) serta fokus, maka disini fotografer adalah si penentu kualitas foto, apakah jadi kabur nggak karuan atau lebih indah dari aslinya
Kamera SLR (Single Lens Reflex atau Cermin Lensa Tunggal), disebut SLR karena cara kerja kamera ini karena pembidikannya dipantulkan melalui prisma dan cermin lalu diteruskan pada lensa utama sehingga tidak terjadi efek paralax (perbedaan bidikan dan hasil gambar yang ditangkap kamera) seperti yang terjadi pada kamera jenis range finder. Dengan kamera jenis ini, fotografer harus menentukan kecepatan shutter speed (Kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma) serta fokus, maka disini fotografer adalah si penentu kualitas foto, apakah jadi kabur nggak karuan atau lebih indah dari aslinya
3. Kamera Range Finder
Disebut demikian karena pembidikannya secara langsung tanpa melalui lensa utama (sama dengan kamera pocket) beberapa fasilitasnya mirip dengan kamera SLR, seperti pengaturan diafragma, kecepatan rana, penyetelan fokus serta dapat ditambah asesoris seperti filter dll. Kamera jenis ini sekarang sudah tidak populer lagi.
Disebut demikian karena pembidikannya secara langsung tanpa melalui lensa utama (sama dengan kamera pocket) beberapa fasilitasnya mirip dengan kamera SLR, seperti pengaturan diafragma, kecepatan rana, penyetelan fokus serta dapat ditambah asesoris seperti filter dll. Kamera jenis ini sekarang sudah tidak populer lagi.
4. Kamera
Medium Format
Kamera ini cara kerjanya mirip dengan SLR namun dengan ukuran film yang digunakan lebih besar yaitu 120 mm, dengan ukuran film tersebut maka pembesaran yang dihasilkan akan lebih baik dari pada menggunakan film 35 mm. Kamera ini biasanya digunakan pada pemotretan Still Life (benda tidak bergerak), model, ataupun untuk keperluan keperluan bisnis seperti iklan dan majalah yang membutuhkan hasil gambar yang besar.
Kamera ini cara kerjanya mirip dengan SLR namun dengan ukuran film yang digunakan lebih besar yaitu 120 mm, dengan ukuran film tersebut maka pembesaran yang dihasilkan akan lebih baik dari pada menggunakan film 35 mm. Kamera ini biasanya digunakan pada pemotretan Still Life (benda tidak bergerak), model, ataupun untuk keperluan keperluan bisnis seperti iklan dan majalah yang membutuhkan hasil gambar yang besar.
5. Kamera
Large Format
Biasa disebut juga View Kamera, kamera jenis ini menggunakan film yang lebih besar, yaitu ukuran 4x5 inci atau 8x10 inci. Jika menginginkan hasil cetak ukuran yang sangat besar dengan kualitas yang sangat bagus biasanya menggunakan kamera ini. Kamera ini biasanya hanya digunakan untuk pemotretan yang lebih khusus seperti foto udara dan foto arsitektur dari jarak dekat tanpa menimbulkan distorsi (minimal).
Biasa disebut juga View Kamera, kamera jenis ini menggunakan film yang lebih besar, yaitu ukuran 4x5 inci atau 8x10 inci. Jika menginginkan hasil cetak ukuran yang sangat besar dengan kualitas yang sangat bagus biasanya menggunakan kamera ini. Kamera ini biasanya hanya digunakan untuk pemotretan yang lebih khusus seperti foto udara dan foto arsitektur dari jarak dekat tanpa menimbulkan distorsi (minimal).
6. Kamera Instan
Kelebihan dari kamera ini adalah kecepatannya dalam menghasilkan gambar. Dengan kamera ini kita tidak perlu repot-repot melakukan proses cuci cetak film, sebab, beberapa detik setelah selesai pengambilan gambar, maka hasilnya akan langsung jadi. Namun disamping kelebihan yang dimiliki, kamera inipun memiliki kekurangan. Karena Film yang digunakan adalah film instan, yang tentunya tidak memiliki klise, maka hasil pemotretan tidak memungkinkan untuk dicetak ulang.
Kelebihan dari kamera ini adalah kecepatannya dalam menghasilkan gambar. Dengan kamera ini kita tidak perlu repot-repot melakukan proses cuci cetak film, sebab, beberapa detik setelah selesai pengambilan gambar, maka hasilnya akan langsung jadi. Namun disamping kelebihan yang dimiliki, kamera inipun memiliki kekurangan. Karena Film yang digunakan adalah film instan, yang tentunya tidak memiliki klise, maka hasil pemotretan tidak memungkinkan untuk dicetak ulang.
2.
ALAT
BANTU FOTOGRAFI
1.
Alat
bantu pemotretan
a. Filter
Sesuai dengan namanya alat ini
cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai
penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini filter berfungsi
menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan.
Penggunaannya dengan cara dipasang diujung lensa. Bentuk filter
ada dua yaitu square (kotak) dan circle (bulat).
Jika menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring
khusus di depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya
bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan
b. Tudung
Lensa
Alat yang dipasang pada lensa ini
berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa
karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil
pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras
dan mengurangi saturasi warna. Alat ini sangat berguna terutama pada
pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.
c. Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki
tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak
mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang
menggunakan kecepatan (speed ) rendah/lambat dan
untuk menopang lensa-lensa panjang.
d. Monopod
Mempunyai fungsi yang sama dengan
tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih
praktis.
e. Kabel
Release
Bentuknya hampir seperti injeksi yang
lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutter ditekan
karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara
langsung. Penggunaannya dipasang pada soket kabel release yang
biasanya terdapat pada tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya
tripod dan biar penggunaan tripod lebih afdol.
f. Background
Kain atau latar belakang yang
digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.
g. Stand
Background
Alat penyangga background, dan
dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan
sesuai kebutuhan.
2. Alat bantu pencahayaan
a. Flash
atau Blitz
Diperlukan dalam pemotretan
apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam
hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash
pada siang hari, saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan
flash pada siang hari biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal
dari baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya,
jaraknya, hingga fasilitas lebih yang dimilikinya.
b. Slave
Unit
Dapat disebut sebagai alat sensor.
Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main light (sumber
cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung
dengan slave unit tersebut.
c. Sincro
Cable/Kabel Sinkro
Kabel yang digunakan untuk
membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang
lain. Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari
sumber cahaya tambahan ke body kamera.
d. Holder
atau Braket
Alat ini digunakan jika kita
merasa perlu menggunakan flash tambahan. Holder berfungsi sebagai
penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang
pada body kamera.
e. Strobo
atau Strobe
Alat ini hampir mirip dengan flash,
tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih besar. Strobo
dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC
atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light
sumber cahaya utama. Jadi strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main
light yang dinyalakan. Jika tidak menggunakan main light,
strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari
strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur
sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan
studio/indoor.
f. AC
Slave
Hampir mirip dengan strobo cara
kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar
atau menyebar ke segala arah.
g. Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan
cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai
corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya
juga digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.
h. Payung
Reflektor
Sifat cahaya yang dihasilkan lebih
luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut. Payung
reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga
yang berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan
cahaya yang hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo.
i.
Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya
tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya
berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak
dan emas. Kita juga dapat menggunakan sehelai kain putih, styrofoam
dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.
j.
Soft Box
Sebuah kotak yang terbuat dari
kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang
dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung
reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam
ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber
cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.
k. Barndoors
Berbentuk segi empat dan bewarna
gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah untuk
mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
l.
Honeycomb/Sarang Tawon
Alat ini sejenis dengan filter dan
bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada lampu/sumber cahaya.
Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek.
m. Light
Stand
Alat yang digunakan untuk
menyangga lampu studio.
n. Flash
Meter
Berfungsi sebagai pengukur
kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor.
Alat ini lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.
o. Infrared
Sender
Mengirimkan sinar infrared untuk
memancing nyala flash atau lampu studio
p. Trigger
Menyalakan flash/lampu studio
dengan gelombang elektro
3.
PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI
1. Dry
Box
Lemari anti lembab untuk
menyimpan peralatan fotografi yang sangat rentan terhadap serangan jamur
terutama pada lensa. Lemari ini dilengkapi dengan lampu yang mempunyai watt
rendah (biasanya 2,5 watt) agar suhu lemari tetap terjaga dan mengantisipasi
kelembaban. Suhu yang dianjurkan adalah 20°C.
2. Waterproof
Bag
Tas kedap air yang berfungsi
sebagai tempat sementara peralatan fotografi pada saat hunting ketika musim hujan,
agar peralatan fotografi kita tidak basah.
3. Blower
Brush
Alat yang dapat mengeluarkan
semburan udara untuk membersihkan debu yang menempel pada kamera.
4. Tisu
Lensa
Tisu khusus untuk membersihkan
lensa.
5. Silica
Gel
Zat pengering yang digunakan untuk
menangkal kelembaban